psikologi-kehamilan

Support Keluarga
Kehamilan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga yang dapat diikuti dengan stres dan kecemasan. Perubahan dan adaptasi selama kehamilan, tidak hanya dirasakan oleh ibu tetapi seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu, selama kehamilan seluruh anggota keluarga harus terlibat terutama suami. Dukungan dan kasih sayang dari anggota keluarga dapat memberikan perasaan nyaman dan aman ketika ibu merasa takut dan khawatir dengan kehamilannya.
Dukungan Suami
Dukungan dan peran serta suami selama kehamilan meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam menghadapi kehamilan dan persalinan bahkan dapat memicu produksi ASI. Tugas suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri mengkonsultasikan setiap masalah yang dialaminya selama kehamilan. Penelitian yang dimuat dalam artikel ”What Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals dan Clinics (2001), Amerika Serikat, mengatakan keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk bayinya kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa kehamilan. Contoh dukungan suami selama kehamilan antara lain: mengajak istri jalan-jalan ringan, menemani istri memeriksakan kehamilannya, tidak membuat masalah dalam berkomunikasi.
Penelitian di Indonesia, dukungan suami yang diharapkan istri yang sedang hamil antara lain:
  1. Suami mendambakan bayi dalam kandungan istri
  2. Suami senang mendapat keturunan
  3. Suami menunjukkan kebahagiaan pada kehamilan istri saat ini
  4. Suami memperhatikan kesehatan istri
  5. Suami menghibur atau menenangkan ketika istri menghadapi masalah
  6. Suami menasihati istri agar tidak terlalu lelah bekerja
  7. Suami membantu tugas istri
  8. Suami berdoa untuk kesehatan istri dan keselamatan ibu-calon bayi
  9. Suami menunggu ketika istri melahirkan baik secara normal maupun operasi
Keluarga harus menjadi bagian dalam mempersiapkan pasangan menjadi orang tua.
Dukungan keluarga dapat berbentuk:
  1. Orang tua kandung maupun mertua mendukung kehamilan ini
  2. Orang tua kandung maupun mertua sering berkunjung
  3. Seluruh keluarga mendoakan keselamatan ibu dan bayi
  4. Menyelenggarakan ritual adat istiadat
Dukungan lingkungan dapat berupa:
  1. Doa bersama untuk keselamatan ibu dan bayi
  2. Membicarakan dan menasehati tentang pengalaman hamil dan melahirkan
  3. Kesediaan untuk mengantarkan ibu periksa
  4. Menunggui ibu ketika melahirkan
  5. Mereka dapat menjadi seperti saudara ibu hamil
Support Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan khususnya bidan sangat berperan dalam memberikan dukungan pada ibu hamil. Bidan sebagai tempat mencurahkan segala isi hati dan kesulitannya dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Tenaga kesehatan harus mampu mengenali keadaan yang terjadi disekitar ibu hamil. Hubungan yang baik, saling mempercayai dapat memudahkan bidan/ tenaga kesehatan dalam memberikan pendidikan kesehatan.
Peran bidan dalam memberikan dukungan antara lain: melalui kelas antenatal, memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang bermasalah untuk konsultasi, meyakinkan bahwa ibu dapat menghadapi perubahan selama kehamilan, membagi pengalaman yang pernah dirasakan sendiri, dan memutuskan apa yang harus diberitahukan pada ibu dalam menghadapi kehamilannya.
Rasa Aman dan Nyaman Selama Kehamilan
Ketidaknyamanan fisik maupun psikologis dapat terjadi pada ibu selama kehamilan. Kerjasama bidan dengan keluarga sangat diharapkan agar dapat memberikan perhatian dan mengatasi masalah yang terjadi selama kehamilan. Dukungan dari suami, keluarga yang lain dan tenaga kesehatan dapat memberikan perasaan aman dan nyaman selama kehamilan. Kebutuhan ibu hamil ada dua, yaitu:
  1. Menerima tanda-tanda bahwa ibu dicintai dan dihargai
  2. Merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap calon bayinya
Persiapan Menjadi Orang Tua
Persiapan menjadi orang tua sangat penting karena akan terjadi banyak perubahan peran ketika bayi lahir. Bagi pasangan baru, persipan dapat dilakukan dengan banyak berkonsultasi. Sedangkan bagi pasangan yang telah mempunyai lebih dari satu anak dapat belajar dari pengalaman mengasuh anak sebelumnya. Persiapan yang tidak kalah pentingnya adalah persiapan ekonomi. Persiapan menjadi orang tua mempunyai dua komposnen yaitu:
  1. Komponen yang bersifat praktis dan mekanis, melibatkan keterampilan kognitif dan motorik – Keterampilan kognitif-motorik misalnya memberi makan, menjaga dari bahaya. Kemampuan ini dipengaruhi oleh pengalaman pribadi dan budaya.
  2. Komponen yang bersifat emosional, melibatkan keterampilan afektif dan kognitif – Keterampilan kognitif-afektif misalnya: bersikap yang lembut, waspada dan memberi perhatian kepada bayinya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan terhadap kehadiran dari bayi baru lahir adalah:
  1. Temperamen
  2. Cara pasangan mengartikan stres dan bantuan
  3. Bagaimana mereka berkomunikasi dan mengubah peran sosial mereka
Fase Penantian:
  1. Berkaitan dampaknya pada kehamilan
  2. Calon orang tua perlu menyelesaikan tugasnya untuk menjadi orang tua, misalnya: pembagian tugas dalam keluarga.
  3. Pasangan dalam fase ini akan mengalami perasaan yang hebat, tantangan, dan tanggung jawab
Fase bulan madu
  1. Sangat berdampak pada masa puerperium, perlu mendapat perhatian pada asuhan kebidanannya
  2. Bersifat psikis dan bukan merupakan saat damai dan gembira
  3. Hubungan antar pasangan memiliki peran penting dalam membina hubungan baru dengan bayi
  4. Merupakan fase yang beratà adaptasi dengan anggota baru
Persiapan Sibling
Sibling rivalry adalah rasa persaingan antara saudara kandung akibat kelahiran anak berikutnya. Sibling ditunjukkan dengan penolakan terhadap kelahiran adiknya, menangis, menarik diri dari lingkungannya, menjauh dari ibunya atau melakukan kekerasan terhadap adiknya. Usia dan tingkat perkembangan anak mempengaruhi respon mereka. Oleh karena itu, persiapan harus memenuhi kebutuhan setiap anak. Persiapan bagi anak mencakup penjelasan yang dilihat dan didengar.
Cara untuk mengatasi terjadinya sibling, antara lain:
  1. Menjelaskan pada anak tentang posisinya
  2. Melibatkan anak dalam persiapan kelahiran adiknya
  3. Mengajak anak berkomunikasi dengan calon bayi yang ada dalam kandungan ibunya
  4. Mengenalkan anak dengan profil bayi
Referensi
Andina. 2010. Adaptasi Psikologi Dalam Kehamilan. andienbecomeamidwife.blogspot.com/2010/02/adaptasi-psikologi-dalam-kehamilan.html diunduh 1 Mei 2011 08:57 PM
Bramantyo, L. 2008. Peran Suami dalam Kehamilan. bibilung.wordpress.com/2008/07/17/peran-suami-dalam-kehamilan/ diunduh 2 Mei 2011 03:12 AM
Kusmiyati, Y. 2010. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitamaya
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika
Kata Kunci
kebutuhan psikologi ibu hamil, kebutuhan psikologis ibu hamil, askeb ibu hamil, peran suami saat istri hamil, proses adaptasi psikologi ibu pada masa nifas, kebutuhan psikologis, kebutuhan dasar ibu hamil, makalah ibu hamil, psikologi ibu bersalin, askeb ibu bersalin, KEBUTUHAN FISIK ibu hamil, ADAPTASI FISIOLOGI IBU NIFAS, KEBUTUHAN FISIK IBU BERSALIN, psikologi ibu hamil, tugas suami saat istri hamil, kebutuhan psikologis ibu hamil trimester 1, peran suami saat istri melahirkan, psikologi ibu persalinan, Kebutuhan psikologis pada ibu hamil, kebutuhan selama kehamilan, peran suami pada istri, psikologis wanita hamil, peran psikologi bagi bidan, kebutuhan psikologis ibu kala 1 persalinan, kebutuhan psikologis ibu nifas.